FIRMAN ALLAH
(Q.S. An-Najam: 3 dan 4 atau Al-Anbiyak: 25)
Siswa dapat menentukan prinsip-prinsip akidah Islam
prinsip-prinsip akidah Islam ada 3 yaitu:
·
AKIDAH ISLAM TERPELIHARA KEASLIANNYA :
- Akidah Islam sebagai suatu yang diwahyukan oleh Allah.
- Akidah Islam sebagai ajaran yang tidak berbeda dengan akidah yang diajarkan oleh para nabi dan rasul terdahulu
- Akidah Islam meluruskan akidah-akidah yang pernah diselewengkan
AKIDAH ISLAM SESUAI DENGAN AKAL MANUSIA
Artinya: “dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa
nafsunya.Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”
Berdasarkan Firman Allah diatas dapat dipahami bahwa akidah yang
dibawah oleh Nabi Muhammad adalah sama seperti akidah
yang pernah disampaikan dan diwahyukan oleh para Nabi dan Rasul Allah
sebelumnya, bahkan sebagai penyempurna dan memurnikan kembali tentang akidah
yang pernah diselewengkan oleh kaum Yahudi dan Nasroni. Dan
juga menunjukkan bahwa akidah Islam bukanlah hasil rekayasa
dari hasil pemikiran dan perasaan Nabi Muhammad belaka, melainkan merupakan
ajaran langsung dari Allah.
Para nabi dan rasul Allah sejak nabi adam as.
Sampai nabi muhammad saw. Tidak ada perbedaan dalam mengajarkan aqidah kepada umatnya.
Nabi dan rasul bertugas menyampaikan ajaran-ajaran
Allah, oleh karena sumber ajaran yang dibawakan oleh para nabi/rasul itu adalah
satu yaitu berasal dari Allah swt., maka isi ajaran (aqidah) yang diajarkan sejak nabi adam as.
Sampai nabi muhammad saw. Adalah sama , yaitu islam. Sehimgga diantara mereka
tidak ada perbedaan dalam mengajarkan aqidah keumatnya
Firman Allah dalam Qur’an Surat al Anbiya’ [21]; ayat
25:
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun
sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya:
"Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah
olehmu sekalian akan Aku."
Perbedaan ajaran para nabi/rasul
hanya hanya terletak pada syariat – syariatnya yang berupa amalan. Perbedaan syariat itu terjadi, karena ada
perbedaan-perbedan situasi, cara berpikir, kondisi yang ada, sesuai dengan cara
berpikir masyarakat pada masanya.
1.
DAPAT MENENTUKAN METODE PENINGKATAN KUALITAS AKIDAH
Untuk memelihara aqidah islamiyyah, seorang muslim
harus memperhatikan berbagai hal berikut :
1.
Selalu
beribadah , bertawakkal dan berhadap hanya kepada Allah SWT.
2.
Selalu
meminta perlindungan dan pertolongan kepada Allah SWT.
3.
Selalu
berdzikir kepadaAllah dimanapun ia berada.
4.
Menjauhkan diri dari perbuatan maksiat , munafik
dan musyrik
5.
Amal perbuatan sepuasnya hanya kepada Allah
semata.
2.
SISWA MAMPU MENENTUKAN PENGERTIAN TAUHID, ILMU KALAM DAN USHULUDDIN
Pengertian Tauhid
Tauhid secara etimologi
adalah menyatukan, mengesakan, mengakui sesuatu itu satu. Kata
Tauhid berasal dari bahasa Arab ÙˆَØَّدَ – ÙŠُÙˆَØِّدُ – تَÙˆْØِÙŠْداً (Wahhada – Yuwahhidu – Tauhiidan)
Orang yang mengesakan
Allah disebut muwahid. Dan yang mengingkari adanya Allah
disebut kafir. Sedang kelompok yang mengesakan Allah disebut muwahidun.
Dan golongan yang mengingkari adanya Allah disebut kafirun.
Tauhid secara terminologi
adalah percaya kepada Allah Yang Maha Esa baik dalam zat, sifat perbuatan dan
wujud‑Nya. Dan Tauhid merupakan inti
rukun iman.
Ilmu kalam
Secara harfiah ilmu kalam
adalah ilmu tentang kata-kata atau firman Allah Swt.
Secara etimologis, kalam
berarti pembicaraan, yakni pembicaraan yang bernalar dengan menggunakan
logika. Oleh karena itu ciri utama dari ilmu kalam adalah rasionalitas atau
logika. Kata kalam sendiri mulanya memang dimaksudkan sebagai terjemah dari
logos. Diadopsi dari bahasa Yunani yang berarti pembicaraan. Dari kata inilah
muncul istilah logika dan logis, yang diterjemahkan dalam bahasa Arab dengan
istilah mantiq yang berarti ilmu logika, khususnya logika formal (sillogisme),
dinamakan mantiq. Karena diadopsi dari bahasa Yunani itulah, maka ilmu‑ilmu
lain yang terkait yang berasal dari Yunani sangat diperlukan.
Menurut Syaikh
Muhammad Abduh (1849‑1905) memberikan ta’rif Ilmu Tauhid atau Ilmu
Kalam sebagai berikut : "Ilmu Kalam ialah yang membahas
tentang wujud Allah tentang sifat‑sifat yang wajib tetap bagi‑Nya sifat‑sifat
yang jaiz disifatkan kepada‑Nya dan tentang sifat‑sifat yang sama sekali wajib
ditiadakan dari pada‑Nya. Juga membahas tentang rasul‑rasul Allah untuk
menetapkan kebenaran risalahnya, apa yang wajib ada pada dirinya, hal‑hal yang
jaiz dihubungkan (dinisbatkan) pada diri mereka dan hal‑hal yang terlarang
menghubungkannya kepada diri mereka."
Para tokoh ulama ilmu
kalam disebut, mutakalim yaitu ahli debat yang pintar menggunakan
kata‑kata.
Ilmu kalam juga sering
disebut dengan istilah teologi, yaitu ilmu yang
membicarakan tentang Tuhan atau disebut ilmu ketuhanan. Yakni teologi
islam, teologi Islam ini bersifat integratif artinya bahwa
teologi Islam memandang hakekat Tuhan hanyalah tunggal, satu dan tidak
mempunyai sekutu yang lainnya, sehingga dilihat dari sudut Tuhan, semua ciptaan
yang beraneka ragam di dunia ini, alam semesta seisinya yang menciptakan hanya
Tuhan yang satu. Hal ini sangat berbeda sekali dengan teologi dalam ajaran
agama Kristen,
Ilmu Ushuluddin
Ilmu ushuluddin adalah
ilmu yang membahas tentang prinsip‑prinsip agama Islam.
Artinya; "Ilmu
Ushuluddin ialah ilmu yang membahas padanya tentang prinsip‑prinsip kepercayaan
agama dengan dalil‑dalil yang qath'i (Al‑Quran dan al Hadits mutawatir). Dan
dalil‑dalil akal pikiran."
Dari beberapa istilah
yang berkaitan dengan tauhid seperti, ilmu tauhid, ilmu kalam, ilmu
ushuluddin, terdapat persamaan dalam obyek yang menjadi pembicaraan atau
pembahasan, yakni sama‑sama membicarakan tentang Allah, Tuhan yang Maha Esa.
Dan Segala sesuatu tentang Tuhan disebut dengan ketuhanan.
Dan pada intinya ilmu tauhid adalah mengupayakan
untuk membantu memahamkan dan meyakinkan adanya (ke-Esa-an) Allah dengan segala
zat, sifat, dan af’al-Nya. Serta satu rangkain dengan pembahasan rukun iman
dalam islam yang meliputi iman kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikat
Allah, iman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah, iman kepada nabi dan
rasul Allah, iman kepada hari kiamat dan iman kepada qodha dan qadar Allah Swt.